Kamis, 10 Maret 2011

A Masterpiece Of Erwin Gutawa

Konser siap menampilkan penyanyi terkenal seperti Iwan Fals, Rossa, Once, Afgan, Kotak, Shandy Sondoro, Waljinah, Ika Deli. Namun uniknya untuk konser ini, Erwin tak memakai satu pun lagu dari karyanya untuk ditampilkan.

"Mereka harus jadi diri sendiri, dengan genre musiknya. Seperti Rossa, musiknya harus female singer yang sudah mature. Kotak harus ngerock banget, kalau dengan Gita saya beremaja ria. Dengan Iwan kita natural tapi tetap benang merahnya," terang Erwin, di Rolling Stone Cafe, Jalan Bangka, Cilandak, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Erwin pun mengumpamakan konser ini adalah rumah baginya. Para musisi dan alat instrumental adalah isi rumahnya. Para penyanyi yang mengisi acara adalah tamunya.

"Keragaman itu yang memang ingin saya tampilkan. Dan bahkan saya mainkan musik Bali dan musik Sumatera. Saya mainkan musik Bali tapi dengan gaya opera klasik, dan saya juga membawakan karya Gipsi King tahun 1975," sambung Erwin.

Bila biasanya dalam sebuah sajian orkestra jarang memakai alat instrumental, kali ini Erwin menyuguhkan perbedaan. Di sini Erwin ingin menonjolkan permainan bas. Alat musik yang memang menjadi salah satu kemahirannya. Barry Likumahua, Indro Hardjodikoro dan Fajar Adi Nugroho, bebarapa pembetot bas yang akan disajikan secara spesial oleh Erwin.

"Biasanya kalau konser unsur instrumentalis biasa dicuekin. Tapi ketika saya yang bikin konsep, secara saya kan musisi jadi pengen banget nampilin instrumentalis. Kenapa bass? Karena saya pemain bass. Selain bermain bas, ada pemain saksofon di nomor-nomor tertentu," katanya.

Erwin menambahkan, "Saya juga sengaja mengundang penyanyi-penyanyi yang menurut saya membanggakan. Ada anak muda, remaja, sampai senior seperti Iwan Fals dan Ibu Waljinah. Insya Allah bisa membuat sesuatu yang istimewa,"

Erwin juga menyiapkan 90 Peach Orchestra. Ada sekitar 30 lagu dalam durasi dua setengah jam. "Mudah-mudahan ini bisa menghasilkan sesuatu yang bisa dinikmati,” katanya.

Apa yang Erwin harapkan, ternyata penyanyi dan musisi senior Iwan Fals memiliki ekspektasi lebih tinggi. "Begini. Kebetulan negara kita sedang ada persoalan-persoalan seperti di Cikesik dan Temanggung. Nah, bahasa apa yang bisa meredam semua ini? Mudah-mudahan (konser) ini bisa jadi oase (mata air yang menyejukan). Saya berharap ini bisa jadi oase di negeri kita," terang Iwan dengan senyum penuh harap.

Rencananya, pelantun lagu Omar Bakrie ini akan membawakan tiga lagu dalam konser A Masterpiece of Erwin Gutawa. Iwan akan membawakan lagu-lagu hitsnya seperti Izinkan Aku Menyayangimu, Satu-satu dan Mata Dewa.

"Di samping silahturami kami sama-sama tahu keadaan kita seperti apa, segi alam, segi manusia. Mudah-mudahan konser ini harapan saya jadi oase jadi inspirasi buat kita semua," sambung Iwan.

Iwan memang jauh berpengalaman. Tampak terlihat perbandingannya dengan Once Mekel dan Tantri 'Kotak' yang ikut terlibat. Keduanya, mengaku agak kesulitan, meskipun lancar berkat dukungan Erwin.

"Konser nanti saya nyanyi lagu Simfoni yang Indah. Satu lagu saja. Kalau band mudah mengaturnya. Tapi kalau orkestra ada yang salah satu orang saja, musti mengulang dari depan," ungkap Once.

Tantri pun merasakan hal yang sama. Ia bahkan mengaku grogi. "Deg-degan. Sebelumnya memang pernah nyanyi orkestra di Harmoni SCTV. Tapi nggak seperti ini," ujar Tantri.

Vokalis band Coklat yang beraliran rock itu merasa mentalnya sedikit turun saat melihat 100 orang musisi mengiringinya. "Aku mentalnya masih takut-takut. Yah karena ini diiringi oleh 100 orang musisi bagus," paparnya.

Tantri mengaku, rasa groginya lantaran melihat kebesaran karya besar Erwin Gutawa. "Deg-degan duluan. Takut melihat kebesaran mas Erwin. Tetapi mas Erwin bilang 'loe tuh bisa, loe tuh bisa'," imbuhnya.

Konser A Masterpiece of Erwin Gutawa pun siap digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (26/2), mulai pukul 20.00 WIB. Tak hanya Iwan Fals, Once dan Tantri, tampil pula Rossa, Gita Gutawa, Afgan, Vidi Aldiano, Sandhy Sondoro, Kotak, Dira Sugandi, dan Waldjinah.

Sebagaimana diketahui, sebelum menggelar konser A Masterpiece of Erwin Gutawa, Erwin sudah sangat terkenal sebagai seorang di belakang suksesnya konser-konser begengsi di Indonesia. Konser bertajuk Rockestra (2000), Erwin Gutawa (2002), Chrisye: Dekade (2003), EG Salute to Koes Plus/Bersaudara (2004), Konser 3 Diva (2005) dan yang terakhir Drama Musikal Laskar Pelangi jadi bukti kemahiran ayah Gita Gutawa ini. [mor]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar